PEWARISAN SIFAT
1. Faktor Penentu Pewarisan Sifat
Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut hereditas
Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut hereditas
Cabang biologi yang khusus mempelajari tentang
hereditas adalah genetika.
Gen
Pembawa sifat dari induk kepada keturunannya adalah gen.
Gen adalah sepasang DNA yang menentukan sifat tertentu atau membawa ciri
tertentu
Gen terletak didalam kromosom, kromosom terletak di dalam inti sel
Kromosom
Kromosom adalah benang-benang halus yang berfungsi
sebagai pembawa informasi
genetis kepada keturunannya atau Kromosom
adalah struktur berbentuk batang yang terdapat dalam inti sel atau
organel sel tertentu yang mengandung gen.
Sepasang kromosom yang bentuk dan ukurannya sama disebut kromosom
homolog
Struktur
Kromosom
Kromosom terdiri atas dua bagian yaitu kepala dan lengan kromosom. Kepala kromosom disebut sentromer dan lengan kromosom atau lokus merupakan badan kromosom yang didalamnya terdapat gen.
Macam-macam
kromosom
Kromosom akan menempati sebuah sel, dan sel tersebut memiliki kromosom yang berbeda-beda.
Ada dua macam kromosom yang ada dalam sel kelamin manusia, yaitu kromosom X dan kromosom Y. Pada wanita kromosomnya
adalah XX dan pada pria adalah XY.
Ada dua macam kromosom yang ada dalam sel kelamin manusia, yaitu kromosom X dan kromosom Y. Pada wanita kromosomnya
adalah XX dan pada pria adalah XY.
Jumlah
kromosom
Inti sel tubuh dan inti sel kelamin suatu organisme
mempunyai jumlah kromosom yang berbeda. Kromosom yang terletak di dalam inti
sel tubuh bersifat diploid (2n) (berpasangan), sedangkan di dalam inti sel kelamin/gamet
bersifat haploid (n) tidak berpasangan. Jumlah kromosom pada sel
tubuh manusia sebanyak 46 kromosom (23 pasang),
sedangkan pada sel kelaminnya (sperma atau ovum) ada 23 kromosom
2. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda
Persilangan dua individu dengan satu sifat beda disebut dengan monohibrid.
a. Dominan Penuh
Suatu persilangan disebut dominan penuh apabila pada keturunannya sifat dominan menguasai sifat resesif.
Contoh:
Persilangan antara biji kacang polong berwarna kuning dengan biji kacang polong berwarna hijau, dihasilkan biji kacang polong berwarna kuning.Hal ini menunjukkan bahwa warna kuning bersifat dominan, dan hijau bersifat resesif.
Skema persilangannya:
P : kacang polong berwarna kuning × kacang polong berwarna hijau
Fenotip : Kuning × Hijau
Genotip : KK × kk
Gamet : K dan k (Jika hanya satu sifat beda, homozigot bisa ditulis satu huruf saja)
F1 : Kk (kuning)
Persilangan dua individu dengan satu sifat beda disebut dengan monohibrid.
a. Dominan Penuh
Suatu persilangan disebut dominan penuh apabila pada keturunannya sifat dominan menguasai sifat resesif.
Contoh:
Persilangan antara biji kacang polong berwarna kuning dengan biji kacang polong berwarna hijau, dihasilkan biji kacang polong berwarna kuning.Hal ini menunjukkan bahwa warna kuning bersifat dominan, dan hijau bersifat resesif.
Skema persilangannya:
P : kacang polong berwarna kuning × kacang polong berwarna hijau
Fenotip : Kuning × Hijau
Genotip : KK × kk
Gamet : K dan k (Jika hanya satu sifat beda, homozigot bisa ditulis satu huruf saja)
F1 : Kk (kuning)
P2
F1 x F1
Fenotip
: Kuning
× Kuning
Genotip : Kk × Kk
Gamet : K, k dan K, k
F2 : KK, Kk, Kk dan kk
Genotip : Kk × Kk
Gamet : K, k dan K, k
F2 : KK, Kk, Kk dan kk
Atau
menggunakan tabel Punnet:
Gamet
|
K
|
k
|
K
|
KK
Kuning
|
Kk
Kuning
|
k
|
Kk
Kuning
|
kk
hijau
|
Dengan
salah satu induk yang bersifat dominan, diperoleh:
perbandingan
fenotip : kuning : hijau = 3 : 1.
Perbandingan
genotip : KK : Kk : kk = 1 : 2 : 1
Latihan soal:
Bunga
berwarna ungu (dominan) disilangkan dengan bunga warna putih (resesif).
Tentukan hasil persilangannya.
b. Dominan Tidak Penuh
Dominan tidak penuh terjadi jika kedua gen induk saling mempengaruhi sehingga menghasilkan sifat antara. Sebagai contoh adalah persilangan antara tanaman bunga pukul empat (mirabilis jalapa) warna merah homozigot (genotip MM) dengan bunga pukul empat warna putih (genotip mm), diperoleh tanaman F1 heterozigot berbunga warna merah jambu (genotip Mm).
Jika tanaman F1 disilangkan dengan F1, diperoleh keturunan F2 yang memperlihatkan perbandingan fenotip merah : merah jambu : putih = 1 : 2 : 1.
Perbandingan ini diperoleh karena sifat merah yang tidak dominan penuh terhadap sifat putih, disebut dengan sifat intermediet, dan warna merah muda disebut warna intermediet.
Tanaman bunga merah (MM) dan bunga putih (mm) merupakan galur murni karena memberikan keturunan yang selalu tetap.
Galur murni adalah garis keturunan yang bergenotip homozigot untuk semua sifat unggul. Untuk lebih jelasnya, pahami bagan persilangan berikut:
Dominan tidak penuh terjadi jika kedua gen induk saling mempengaruhi sehingga menghasilkan sifat antara. Sebagai contoh adalah persilangan antara tanaman bunga pukul empat (mirabilis jalapa) warna merah homozigot (genotip MM) dengan bunga pukul empat warna putih (genotip mm), diperoleh tanaman F1 heterozigot berbunga warna merah jambu (genotip Mm).
Jika tanaman F1 disilangkan dengan F1, diperoleh keturunan F2 yang memperlihatkan perbandingan fenotip merah : merah jambu : putih = 1 : 2 : 1.
Perbandingan ini diperoleh karena sifat merah yang tidak dominan penuh terhadap sifat putih, disebut dengan sifat intermediet, dan warna merah muda disebut warna intermediet.
Tanaman bunga merah (MM) dan bunga putih (mm) merupakan galur murni karena memberikan keturunan yang selalu tetap.
Galur murni adalah garis keturunan yang bergenotip homozigot untuk semua sifat unggul. Untuk lebih jelasnya, pahami bagan persilangan berikut:
P : Bunga pukul empat warna merah x bunga pukul empat warna putih
Fenotop : merah
x putih
Genotip : MM
× mm
Gamet : M × m
F1 : Mm (merah muda)
P2 : F1 × F1
Gamet : M × m
F1 : Mm (merah muda)
P2 : F1 × F1
Fenotip : Merah
muda x merah muda
Genotip : Mm × Mm
Gamet : M, m x M, m
Genotip : Mm × Mm
Gamet : M, m x M, m
F2 : MM (merah), Mm (merah muda), Mm dan mm (putih).
Atau
menggunakan tabel Punnet:
Gamet
|
M
|
m
|
M
|
MM
merah
|
Mm
Merah
muda
|
m
|
Mm
Merah
muda
|
Mm
putih
|
Perbandingan
fenotip warna merah : merah muda : putih adalah 1 : 2 : 1.
Perbandingan
genotip : MM : Mm : mm = 1 : 2 1
3. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda
Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda ini disebut dengan persilangan dihibrida. Misalnya, beda antara bentuk dan warna biji kapri. Jika disilangkan antara tanaman kapri biji bulat warna kuning homozigot (BBKK) dengan tanaman kapri biji kerut warna hijau homozigot (bbkk). Dihasilkan semua tanaman
F1 (dihibrida) adalah sama, yaitu berbiji bulat kuning (BbKk).
B : sifat bulat K : sifat kuning
b : sifat kerut k : sifat hijau
Bila disilangkan antara F1 dengan F1, maka dihasilkan keturunan F2 yang memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas 4 macam fenotip, yaitu berbiji bulat kuning, bulat hijau, kerut kuning, dan kerut hijau. Perhatikanlah bagan persilangan berikut.
P (Genotip) : BBKK X bbkk
Fenotip : bulat, kuning X kerut, hijau
Gamet : BK X bk
F1 : BbKk
F2 : F1 X F1
P2 (Genotip) : BbKk X BbKk
Gamet :
Persilangan antara dua individu dengan dua sifat beda ini disebut dengan persilangan dihibrida. Misalnya, beda antara bentuk dan warna biji kapri. Jika disilangkan antara tanaman kapri biji bulat warna kuning homozigot (BBKK) dengan tanaman kapri biji kerut warna hijau homozigot (bbkk). Dihasilkan semua tanaman
F1 (dihibrida) adalah sama, yaitu berbiji bulat kuning (BbKk).
B : sifat bulat K : sifat kuning
b : sifat kerut k : sifat hijau
Bila disilangkan antara F1 dengan F1, maka dihasilkan keturunan F2 yang memperlihatkan 16 kombinasi yang terdiri atas 4 macam fenotip, yaitu berbiji bulat kuning, bulat hijau, kerut kuning, dan kerut hijau. Perhatikanlah bagan persilangan berikut.
P (Genotip) : BBKK X bbkk
Fenotip : bulat, kuning X kerut, hijau
Gamet : BK X bk
F1 : BbKk
F2 : F1 X F1
P2 (Genotip) : BbKk X BbKk
Gamet :
Jantan BK Bk
bK bk
Betina BK Bk bK bk
Betina BK Bk bK bk
Gamet
|
BK
|
Bk
|
bK
|
bk
|
BK
|
(1) BBKK
Bulat Kuning
|
(2) BBKk
Bulat Kuning
|
(3) BbKK
Bulat Kuning
|
(4) BbKk
Bulat Kuning
|
Bk
|
(5) BBKk
Bulat Kuning
|
(6) BBkk
Bulat Hijau
|
(7) BbKk
Bulat Kuning
|
(8) Bbkk
Bulat Hijau
|
bK
|
(9) BbKK
Bulat Kuning
|
(10) BbKk
Bulat Kuning
|
(11) bbKK
Kerut Kuning
|
(12) bbKk
Kerut Kuning
|
bk
|
(13) BbKk
Bulat Kuning
|
(14) Bbkk
Bulat Hijau
|
(15) bbKk
Kerut Kuning
|
(16) bbkk
Kerut Hijau
|
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh kemungkinan genotip dan fenotipnya. Individu yang mengandung gen B mempunyai biji bulat, sedangkan individu yang mengandung K memiliki biji berwarna kuning. Oleh karena itu, terdapat empat fenotip pada F2, yaitu:
· bulat-kuning : nomor 1,2,3,4,5,7,9,10,13
· bulat-hijau : nomor 6,8,14
· keriput-kuning : nomor 11,12,15
· keriput-hijau : nomor 16
Genotip BBKK mempunyai sifat homozigot dominan, disebut galur murni dominan.Sedangkan, genotip bbkk bersifat homozigot resesif, disebut galur murni resesif.
Perbandingan fenotip F2 adalah :
bulat
kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1.
Latihan
:
Mangga
bulat manis dengan genotip dominan BBMM disilangkan dengan mangga lonjong manis
dengan genotip bbMm. Tentukan hasil persilangan F1.
Hukum II
Mendel
Makhluk
hidup umumnya memiliki pasangan alel untuk ratusanhingga ribuan ciri khas di
dalam selnya. Pada percoban sebelumnya,Mendel menyilangkan tanaman ercis dengan
satu ciri. Bagaimana jikamenyilangkan individu dengan dua ciri?
Mendel
melakukan sebuah percobaan untuk mempelajari bagaimanadua ciri, bentuk dan
warna biji, dapat berinteraksi dalam pewarisan sifat.Setelah mengetahui pada
bentuk biji, sifat biji bulat dominan terhadapbiji kisut, Mendel menyilangkan
galur murni biji bulat kuning (RRYY)dengan galur murni biji kisut hijau (rryy).
Persilangan
dengan dua ciri beda ini disebut persilangan dihibrid.Sebelumnya Mendel
melakukan persilangan tanaman ercis dengan satuciri yang sebut persilangan
monohibrid. Persilangan dihibrid antara galursemua biji bulat kuning.
Pada
persilangan antara F1 dan F1, dihasilkan generasi F2 yangbervariasi. Termasuk
dua fenotipe baru yang belum terlihat pada keduainduk. Tampaknya, alel dari gen
untuk warna dan bentuk biji memisah sehingga dihasilkanempat jenis polen dan
sel telur dengan kombinasi gen yang berbeda. Setiapgamet dapat memiliki
kombinasi gen RY, ry, rY, atau Ry. Rekombinasiatau penyusunan kembali gen-gen
yang terjadi melalui fertilisasimenghasilkan 16 kombinasi alel. Dari 16
kombinasi, dihasilkan 9 macamgenotipe dan 4 macam fenotipe dengan perbandingan
9:3:3:1.
Dari hasil
tersebut, Mendel menyimpulkan hasilnya dan dikenal dengan Hukum II Mendel,
hukum pengelompokan secara bebas (independent assortment). Hukum ini menyatakan
bahwa alel dari gen yang berbeda dibagikan secara acak ke dalam gamet-gamet dan
fertilisasi terjadi secara acak pula.
Persilangan
monohibrid menghasilkan perbandingan fenotipe 3:1. Adapun persilangan dihibrid
menghasilkan perbandingan fenotipe 9:3:3:1. Bagaimana perbandingan fenotipe
dengan tiga ciri atau bahkan lebih? Hal tersebut dapat diketahui menggunakan
segitiga Pascal. Perhatikan Tabel berikut.
Jml Ciri
|
Jumlah Macam Gamet F1
|
Kemungkinan Macam Fenotip F2
|
Perbandingan Fenotip F2
|
1
|
21 = 2
|
1 1
|
3 : 1
|
2
|
22 = 4
|
1 2 1
|
9 : 3 3 : 1
|
3
|
23 = 8
|
1 3 3 1
|
27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
|
4
|
24 = 16
|
1 4 6
4 1
|
81 : 27 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 9 : 3 :
3 : 3 : 3 :1
|
n
|
2n
|
3n ... dan seterusnya
|
Segitiga
Pascal untuk mengetahui perbandingan fenotip
PEWARISAN
SIFAT PADA MAKHLUK HIDUP dan KELAINAN
SIFAT YANG DITURUNKAN
Pewarisan
sifat/Kelainan penyakit yang diturunkan melalui 2 cara, yaitu:
1. GONOSOM
Penurunan
sifat melalui kromosom seks.
Yang
termasuk kelainan ini adalah :
a. Buta warna
b. Hemofilia
c. Anodontia (gigi tidak tumbuh)
d. Hipertrikosis (daun telinga penderita ditumbuhi
banyak rambut)
e. Ichtosis Histerlgravior (kulit bersisik)
a. Buta Warna
Gen buta
warna terpaut pada kromosom X dan bersifat resesif (c). Gen normal (C) bersifat
dominan terhadap gen buta warna (c). Gen buta warna akan berpengaruh dan
menyebabkan buta warna ketika tidak bersama dengan gen normal (C). Maka
kemungkinan genotipe yang dapat terjadi sebagai berikut.
No
|
Genotip
|
Keterangan
|
1
|
XcY
|
Pria buta warna
|
2
|
XCY
|
Pria normal
|
3
|
XCXC
|
Wanita normal
|
4
|
XCXc
|
Wanita karier
|
5
|
XcXc
|
Wanita buta warna
|
Contoh:
Seorang pria buta warna menikah dengan wanita normal, kemungkinan keturunannya adalah sebagai berikut.
Seorang pria buta warna menikah dengan wanita normal, kemungkinan keturunannya adalah sebagai berikut.
Parental : Pria
buta warna x wanita normal
Fenotip : pria buta warna x wanita normal
Fenotip : pria buta warna x wanita normal
Genotip : XcY
x XCXC
Gamet : Xc dan Y x XC (karena keduanya sama, bisa diambil satu saja)
Gamet : Xc dan Y x XC (karena keduanya sama, bisa diambil satu saja)
F1
:
Gamet
|
Xc
|
Y
|
XC
|
XCXc
Wanita karier
|
XCY
Laki-laki
normal
|
Hasilnya adalah XCXc yaitu wanita normal tetapi karier (membawa sifat) buta warna dan XCY yaitu pria dengan penglihatan normal.
Latihan :
Coba kamu
buat diagram perkawinan jika seorang pria buta warna menikah dengan wanita
normal tetapi karier buta warna.
b. Hemofili
Hemofili
ialah penyakit keturunan pada manusia yang menyebabkan darah sukar membeku
ketika terjadi luka. Hal ini disebabkan
karena tidak adanya faktor pembeku darah dalam darah penderita.. Hemofili
diwariskan melalui kromosom X dengan gen bersifat resesif terhadap gen
normal (H). Gen H dan gen h tersebut terpaut pada kromosom X, bukan kromosom Y.
Hemofili akan muncul jika gen h tidak bersama gen H. Sehingga pria yang
menderita hemofili akan memiliki kromosom seks dengan genotipe XhY.
Wanita hemofili tidak dijumpai karena bersifat letal (mati dalam kandungan).
No
|
Genotip
|
Keterangan
|
1
|
XHY
|
Pria normal
|
2
|
XhY
|
Pria hemofili
|
3
|
XHXH
|
Wanita normal
|
4
|
XHXh
|
Wanita karier
|
5
|
XhXh
|
Wanita hemofili (letal)
|
Contoh:
Seorang
wanita normal karier hemofili menikah dengan pria normal, akan diperoleh
keturunan sebagai berikut.
Parental : Pria
normal x wanita normal karier hemofili
Fenotip : Pria normal x wanita normal karier hemofili
Fenotip : Pria normal x wanita normal karier hemofili
Genotip : XHY
x XHXh
Gamet : XH dan Y x XH dan Xh
Gamet : XH dan Y x XH dan Xh
F1
:
Gamet
|
XH
|
Y
|
XH
|
XHXH
Wanita normal
|
XHY
Laki-laki
normal
|
Xh
|
XHXh
Wanita karier
|
XhY
Laki-laki
hemofili
|
Dari diagram di atas, tampak bahwa fenotipe yang dihasilkan adalah 75% normal dan 25% hemofili. Yang berfenotipe normal (75%) terdiri dari satu orang wanita normal, satu orang pria normal, dan satu orang wanita normal karier.
Latihan:
Coba kamu
buat diagram perkawinan jika wanita normal menikah dengan laki-laki hemofili!
c. Anodontia
Penderita yang
tidak memiliki gigi (gigi tidak tumbuh)
No
|
Genotip
|
Keterangan
|
1
|
XAY
|
Pria normal
|
2
|
XaY
|
Pria Anodontia
|
3
|
XAXA
|
Wanita normal
|
4
|
XAXa
|
Wanita karier
|
5
|
XaXa
|
Wanita anodontia (letal)
|
d. Hipertrikosis
Hypertrichosis
tumbuhnya rambut di beberapa tempat
Anondotia dan
hypertrichosis
adalah penyakit terpaut kromosom Y, makanya banyak diderita para pria
2. AUTOSOM
Autosom
adalah penurunan sifat melalui kromosom sel tubuh
Autosom
ada 2 jenis, yaitu:
A. Autosom dominan : Pasangan gen yang dominan
akan letal.
Yang
termasuk autosom dominan adalah:
a. Brakhidaktil (jari pendek)
b. Polidaktil (jari lebih)
c. Sindaktil (jari bergabung)
d. Albino (tidak ada pigmen warna)
B. Autosom resesif
Yang
termasuk kelainan ini adalah :
a. Gangguan mental
b. Anemia sel sabit (Siklemia)
c. Siklemia
d. Thalasemia
a. Jari-jari
pendek (Brakhidaktil)
Brakhidaktil
ditentukan oleh gen dominan B, sedang alelnya resesif b menentukan jari normal. Penderita brakhidaktil mempunyai jari
tangan atau jari kaki (atau jari tangan dan kaki) yang lebih pendek.
No
|
Genotip
|
Keterangan
|
1
|
BB (Homozigot)
|
Individu letal
|
2
|
Bb
|
Brakhidaktil
|
3
|
bb
|
Individu normal
|
b. Jari Lebih (Polidaktil)
Polidaktili ditentukan oleh gen
dominan P, sedang alelnya resesif p menentukan jari normal. Penderita
polidaktili mempunyai jari tangan atau jari kaki (atau jari tangan dan kaki)
lebih dari 5.
Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan homozigot pada autosom.
Genotip yang mungkin terjadi ialah sebagai berikut::
PP dan Pp : individu penderita polidaktil
pp (homozigot resesif) : individu normal
No
|
Genotip
|
Keterangan
|
1
|
PP dan Pp
|
Individu polidaktil
|
2
|
pp
|
normal
|
Contoh:
Wanita normal menikah dengan laki-laki polidaktil heterozygot.
Parental (Genotip) : pp x Pp
Fenotip : wanita normal x pria polidaktil
Gamet : p x P, p
Hasil persilangan
F1 :
Pp (polidaktil) dan pp (normal)
Latihan:
Wanita normal (pp) menikah dengan laki-laki polidaktil homozygot. Tentukan
keturunannya!
b. Anemia sel sabit (Siklemia)
Sel
darah merah berbentuk bulan sabit.
No
|
Genotip
|
Keterangan
|
1
|
SS
|
Individu mati masih bayi
|
2
|
Bb
|
Brakhidaktil
|
3
|
bb
|
Individu normal
|
c. Thalasemia
Haemoglobin
pada darah cepat rusak/pecah.
No
|
Genotip
|
Keterangan
|
1
|
ThTh (Homozigot)
|
Thalasemia mayor, Individu mati pada saat bayi
|
2
|
Thth
|
Thalasemia minor. Individu sakit tetapi tidak parah
|
3
|
thth
|
Individu normal
|
d. Albino
Albino
adalah tidak memiliki pigmen melanin yang memberi warna ( warna melanin hitam, coklat, putih)
No
|
Genotip
|
Keterangan
|
1
|
XAY
|
Pria normal
|
2
|
XaY
|
Pria Albino
|
3
|
XAXA
|
Wanita normal
|
4
|
XAXa
|
Wanita karier
|
5
|
XaXa
|
Wanita Albino
|
4. Golongan
Darah
Hubungan
antara fenotipe dan genotipe golongan darah dapat digambarkan pada tabel
berikut.
Tabel
genotipe dan fenotipe pada golongan darah sistem ABO.
Fenotipe Golongan Darah
|
Genotipe
|
Kemungkinan Macam Sel Gamet
|
||
Homozigot
|
Heterozigot
|
|||
A
B AB O |
IAIA,
IBIB, - I0I0 |
IAI0
IBI0
IAIB
-
|
IA, I0
IB, I0 IA, IB I0 |
Berdasarkan
uraian tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa keberadaan antigen A dikendalikan
oleh gen IA, antigen B dikendalikan gen IB. Gen I0
bersifat resesif terhadap gen IA maupun gen IB.
Contoh:
Wanita
bergolongan darah AB menikah dengan laki-laki bergolongan darah O, tentukan
golongan darah yang diturunkan ke anak-anaknya.
Gamet
|
IA
|
IB
|
I0
|
IAI0
Bergolongan darah A
|
IBI0
Bergolongan darah B
|
Jadi keturunannya bergolongan darah A atau B
Latihan:
Laki-laki bergolongan darah A heterozigot
menikah dengan wanita bergolongan darah B homozigot. Tentukan golongan darah
yang diturunkan ke anak-anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar